Laman

Senin, 27 Juni 2011

LOMBA CERPEN UNTUK PELAJAR

Lomba Cerpen Juni 2011 - "Indonesia dan Pena" - Pelajar SD, SMP, SMA dan MahasiswaINFOLOMBAKU.BLOGSPOT.COM Dengan Mengusung Seni Sastra didalam kepribadian menulis bagi para penerus bangsa, Pelajar Tanah Air didalam berkompetisi menulis bebas dalam bentuk Cerpen (Cerita Pendek) yang bertemakan "Indonesia dan Pena".

Kompetisi Cerpen ini dikhususkan untuk Pelajar SD, SMP, SMA dan Mahasiswa diseluruh Tanah Air.

Tema yang bertajuk "Indonesia dan Pena" dapat dikategorikan seperti :

  1. Cerita Lingkungan Hidup sehari-hari.
  2. Cerita tentang penyalahgunaan aturan-aturan di Indonesia.
  3. Cerita tentang Bencana Alam.
  4. Cerita dengan nuansa Cinta, Kepada; Orang Tua, Sahabat, Pacar, Tanah Air, dll.
  5. Cerita Horor/Misteri yang pernah dengar dari orang lain/dialami sendiri.
  6. Cerita Lucu, Seru-seruan, Gokil, Jayus, Jahil, yang pernah ada.
  7. Cerita tentang tokoh yang paling kamu kagumi/idolakan.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
Persyaratan :
  1. Memiliki blog/web pribadi dan wajib memasang banner "Indonesia dan Pena" pada blog dan didalam tulisan Cerpen yang akan diikutkan kompetisi ini.
  2. Lomba berlaku bagi pelajar SD, SMP, SMA dan mahasiswa.
  3. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia kreatif, unik, serapan dan bahasan sehari-hari.
  4. Panjang Cerpen tidak dibatasi.
  5. Naskah diwajibkan asli/wajib asli, bukan terjemah, saduran, atau jiplakan ide dari karya lain yang sudah ada. Jika dibutuhkan, peserta siap dihubungi panitia untuk mempertanggungjawabkan keaslian naskah isi dari Cerpen.
  6. Naskah tidak mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), pornografi, dan sadisme serta melanggar per'Undang-Undangan yang berlaku.
  7. Naskah belum pernah diterbitkan di media massa/buku (cetak maupun elektronik), dan tidak sedang diikutsertakan dalam kompetisi/perlombaan lain (sejenis).
  8. Atas karya yang menang, Panitia Lomba "Indonesia dan Pena" berhak menerbitkannya dalam bentuk buku, mengumumkan/memperbanyak, dan mewujudkannya kembali dalam format digital maupun non digital yang tetap merupakan bagian dari perbaikan untuk Negeri.
  9. Naskah Cerpen yang diikutsertakan akan menjadi hak panitia dan tidak dapat dikembalikan.
  10. Keputusan dewan juri mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.
  11. Melakukan pendaftaran.
  12. Memetuhi segala peraturan didalam ajang kompetisi ini.

Hadiah :
  1. Juara I : Uang Tunai Rp. 4.200.000,-
  2. Juara II : Uang Tunai Rp. 3.200.000,-
  3. Juara III : Uang Tunai Rp. 2.200.000,-
  4. Dan 7 Cerpen Fovorit akan mendapatkan Uang Tunai Rp. 200.000,-
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
Pendaftaran :
Mengisi formulir pendaftaran. Download di sini
Biaya pendaftaran Rp. 10.000,- untuk 1 Cerpen.
Setiap peserta hanya boleh mengikuti maksimal 2 Karya Cerpen.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
Naskah Cerpen dikirimkan melalui surat elektronik (email).
Ke : ilmu@mail.com
dan CC ke : karya@writeme.com atau ilmumenulis@gmail.com.
Dengan Subjek : Indonesia dan Pena - Nama Peserta.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
Panitia menyatakan peserta resmi mengikuti kompetisi setelah melakukan pendaftaran yang dilampirkan struk nomor seri bank pengiriman uang pendaftaran.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
No Rek Bank Pendaftaran :
Bank BNI : 015 473-1105
Atas Nama : Aufa Imiliyana.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
Karya peserta diterima panitia paling lambat pada tanggal 30 Juni 2011.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
Ketentuan Khusus :
  1. Pengumuman pemenang akan dimuat di blog Panitia, twitter, facebook page dan dihubungi ke nomor telepon pemenang pada tanggal 10 Juli 2011.
  2. Hadiah akan ditransfer via bank ke rekening peserta.
  3. Pemenang akan mendapat pemberitahuan langsung dari Panitia "Indonesia dan Pena" melalui email karya@writeme.com dan ilmu@mail.com atau ilmumenulis@gmail.com
  4. Semua peserta berhak menjadi anggota Facebook page Ilmu Mahasiswa.
  5. Penerbitan karya pemenang tanggal 17 Agustus 2011
  6. Panitia tidak melayani korespondensi dalam bentuk apa pun berkaitan dengan kompetisi Indonesia dan Pena ini.
Info Lengkap di : http://infolombaku.blogspot.com/
SOURCE
Silakan copy content dari blog ini dengan mencantumkan link :
VIA : http://infolombaku.blogspot.com/2011/04/lomba-cerpen-juni-2011-indonesia-dan.html
Bagi yang tidak mencantumkan backlink saya cuma bisa berdoa agar anda insyaf, apalagi jika mengaku beragama, karena anda sama saja PENCURI ... dan saya pikir anda sudah mengerti. Semoga bermanfaat bagi semua.
O.K sampai di sini dulu Lomba Cerpen Juni 2011 - "Indonesia dan Pena" - Pelajar SD, SMP, SMA dan Mahasiswa. Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda. Apabila anda menang karena informasi dari kami jangan lupa bagi-bagi rezeki ke website ini dalam bentuk DONASI ataupun KIRIM PULSA LAH. Sayonara ... ^^ — INFOLOMBAKU.BLOGSPOT.COM.

SEPAK BOLA INSPIRASIKU - KARYA RAHMAD WAHYUDI


SEPAKBOLA INSPIRASIKU

Kecintaanku terhadap bola membuatku terinspirasi membuat suatu karya cerita pendek. Pemain sepak bola yang aku kagumi dan aku idolakan adalah “BP” atau orang lebih mengenalnya Bambang Pamungkas. Kegemaranku mulai muncul sejak aku duduk di kelas 4 SD. Sejak saat itulah aku mulai bermain sepak bola dengan teman-teman.
Bermimpi menjadi pemain sepak bola seperti “BP” selalu ada dalam hayalanku. Aku ingin seperti BP. BP adalah seorang pemain yang handal, tangguh, dan pintar dalam mengolah si kulit bundar.
Awal karir BP dimulai saat BP mengikuti seleksi PON di Diklat Salatiga. Setelah masuk di seleksi tim tersebut, BP langsung ditarik oleh tim ternama Jakarta yaitu Persija. Akibat kecemerlangannya bermain sepak bola, BP langsung diikutsertakan oleh PSSI untuk mengikuti Pendidikan sepak bola di kota Denhag, Belanda. Setelah dua tahun lamanya, BP kembali ke tanah air dan langsung mendapat tawaran untuk bergabung di tim besar Malaysia yaitu Selangor. Kurang meyakinkannya BP di tim itu membuat BP kembali ke tanah air dan bergabung dengan Persija yang selama ini membesarkan namanya.
Apa yang harus aku lakukan untuk mencapai imipanku? Aku hanya bisa berdoa dan berusaha untuk mewujudkan impianku.
Langkah awal untuk mewujudkan impianku adalah aku ingin bergabung dengan teman-teman di desaku untuk berlatih sepak bola. Menjadi pemain sepak bola yanh hadal seperti BP, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak cukup hanya dengan bermimpi dan berhayal saja, tetapi harus disertai dengan usaha, latihan yang rajin, dan kerja keras.
Sore itu, sekitar pukul 16:00 aku memberanikan diri untuk pergi bermain sepak bola. Setelah tiba di lapangan, aku pun langsung menyapa semua pemain yang ada dilapangan.
“Sore semua….!” sapaku ramah, “Teman-teman, apakah aku boleh bergabung dengan kalian?”
Mereka saling berpandangan tanpa ada yang membuka suaranya. Entahlah, apa yang dipikirkan mereka saat itu.
“Apa aku nggak salah dengar?” sahut Bowo dengan nada mengejek. “Seorang Rahmad yang anak mamih mau main bola? Jangankan main bola, pegang bola aja kamu nggak bisa.”
Suara gelak tawa terdengar ditelingaku.
“Bowo, jangan seenaknya kamu ngomong kaya gitu. Siapa coba yang anak Mamih??? Mungkin kamu yang anak Mamih,” jawabku dengan ketus.
            Suasana menjadi tegang, Bowo yang tidak mau kalah langsung membalas perkataanku.
“Hah..??? Bercanda kamu, masa orang setinggi aku dikatain anak Mamih. Bukannya kamu, udah pendek mau ikut-ikutan main bola dengan kami. Mendingan kamu pulang aja deh,main boneka saja,” ejek Bowo.
Setelah mendengar perkataan itu, aku pun menangis dan langsung berlari kerumah untuk mengadukan perbuatan Bowo kepada ayah. Setelah tiba di rumah, aku langsung ditanya oleh Ayah dan Ibu karena melihatku menangis.
“Kenapa anakku, kok nangis gitu? Bukannya tadi mau main sepak bola dengan teman-temanmu?”  Ujar Ayah sambil memegang bahuku.
“Itu memang benar Ayah, tapi setelah di lapangan aku gak boleh main bareng Yah.”
“Kenapa anakku?” tanya Ayah meminta saya menjelaskan sebabnya.
“Kata Bowo, anak sependek aku tidak boleh bermain sepak bola bersama Bowo dan teman-teman Yah, aku juga disuruh Bowo untuk bermain boneka saja dari pada main bola.”  Jelasku sambil  menangis.
“Mungkin Bowo merasa takut ada yang menyaingi dalam bermain sepak bola, betul kan Ayah…?” kata Ibuku sambil menghapus air mataku.
“Betul itu kata Ibu, kenapa kamu harus nangis hanya gara-gara masalah itu? Rahmad. Justru karena kata-kata Bowo itu,kamu harus lebih giat lagi latihan agar bisa menyaingi Bowo, yang penting persaingan dengan cara yang baik,jangan pakai kekerasan. Ya sudah, sekarang Rahmad mandi dan shalat maghrib dulu,” jelas Ayah kepadaku dengan senyumnya yang meyakinkan.
“Iya Ayah, terima kasih atas perhatian Ayah,” jawabku.
*****
Malam harinya, aku merenungkan kejadian itu sambil berbaring di kamar. Aku yakin dan tidak boleh putus asa. Aku akan selalu berusaha dan terus berlatih untuk membuktikan kepada Bowo dan teman-teman bahwa anak pendek juga bisa bermain sepak bola seperti mereka. Bahkan aku berkeinginan menjadi pemain sepak bola yang lebih baik dari idolaku yakni Bambang Pamungkas.

Dua tahun sudah berlalu kejadian itu. Selama itu pula aku berlatih sepak bola bersama teman-teman di lapangan desa. Hingga aku pun menginjak di bangku sekolah kelas 6 SD di SD N 1 Selang. Saat itu jam istirahat tiba…
“Rud ke kantin yuk…sambil godain Putri, cewe yang kamu taksir,” ajakku pada Rudi teman sekelasku yang suka menggoda siswi di sekolah.
“Wah sialan kamu Mat. Selain kamu, aku kan masih kecil nggak mungkin lah mikirin soal pacaran…” jawab Rudi sambil tersenyum.
Kemudian kami berdua pun melanjutkan obrolan sambil berjalan ke kantin. Tiba-tiba aku kaget melihat poster yang terpampang di dinding pengumuman sekolah. Bagaimana tidak kaget, tertulis diposter itu akan diadakan Perlombaan Sepak Bola khusus anak SD di Lapangan desaku. Aku dan Rudi pun tidak jadi ke kantin dan langsung kembali ke kelas untuk mendiskusikan Perlombaan Sepak Bola itu. Semoga saja SD kami mampu mengikuti event bagus tersebut.
“Hey, teman-teman bagaimana kalau SD kita mengikuti Perlombaan ini? Selain menambah pengalaman, siapa tahu kita bisa merebut Gelar Pertama untuk mengharumkan SD kita ini?”
“Hahahaha….Rahmad bisa aja kalau bikin lelucon loh. Pasti kita akan dibantai sama tim SD lain lah,” sahut Veri, teman sekelasku.
Kita jangan gitu dong, masa kita menyerah sebelum bertanding. Pokoknya kita harus ikut. Masalah menang atau kalah itu nomer dua yang penting kita sudah berani mengikuti Turnamen itu,”  sahut Andi memberi semangat pada teman yang lain.
Veri pun tersenyum dan mau ikut dalam event itu.
*****
Setelah mendapat persetujuan dari pihak sekolah, Tim SD aku pun mendaftar ke Turnamen itu. Rasanya aku tidak sabar ingin mengikuti pertandingan tersebut, syukur-syukur bisa berhadapan dengan timnya Bowo yang sudah meremehkan kemampuanku.
Kemudian tibalah saatnya pertandingan itu. Setelah pertandingan demi pertandingan dilaksanakan, kami tidak menyangka bahwa timku bisa masuk dalam Partai Puncak. Dan lebih menegangkan lagi bahwa lawan kami adalah tim Bowo cs.
Sebelum Final dilaksanakan, tim kami didatangi oleh tim Bowo.
“Hey Rahmad, mana mungkin tim pendek-pendek seperti kalian bisa mengalahkan Tim sehebat kami, jangan mimpi deeeh,” ujar Bowo dan teman se-timnya.
“Bowo !! Jangan seenaknya sendiri ya kalau ngomong. Sini kalau berani, mendingan kita berantem satu lawan satu saja. Ayo !!” sahut Veri teman sekelasku yang tidak terima di ejek oleh Bowo.
Suasana pun semakin menegangkan. Tapi aku mencoba untuk menenangkannya.
“Sudah-sudah…,kalian jangan bertengkar terus. Sebentar lagi pertandingan Final dimulai. Kita tunjukkan saja tim siapa yang lebih hebat nanti di lapangan.”
Setelah pertandingan dimulai, kami berusaha sekuat tenaga untuk memenangkannya. Waktu pertandingan terus berjalan dan akhirnya bunyi peluit panjang pun terdengar. Aku sangat bahagia sekali karena pertandingan yang begitu ketat membuahkan hasil yang memuaskan. Kami pulang ke sekolah dengan memondong Trophi Piala untuk pertama kalinya dalam event ini.
*****
Keesokan harinya, Bowo menghampiriku dan mengucapkan selamat. Bowo pun mengungkapkan kekecewaannya yang selama ini salah menilaiku dalam bermain sepak bola.
”Kamu adalah pemain yang sangat menakutkan ketika berada di kotak finalti lawan karena kelincahan dan kegesitanmu dalam membawa bola. Kamu mirip sekali dengan Bambang Pamungkas, Mat.”  Kata Bowo memujiku dan meyamakan saya dengan Bambang Pamungkas, pemain yang aku idolakan selama ini.
Perkataan Bowo membuatku semakin semangat untuk berlatih sepak bola. Aku berpikir, bagaimana caranya untuk bisa seperti sang Idola yaitu Bambang Pamungkas yang posisinya tidak tergantikan lagi sebagai Streaker (penyerang) dalam tim maupun dalam Tim Nasional Indonesia.
Setelah aku masuk SLTP, aku semakin menggilai sepak bola sampai-sampai mementingkan sepak bola daripada sekolah. Akhirnya Ibu melaporkan hal ini kepada Ayah.
“Rahmad,kamu ini bagaimana. Ayah tidak melarang kamu untuk bermain sepak bola asalkan jangan meninggalkan kepentingan sekolah. Akibat kegilaanmu ini, nilai raportmu banyak yang merah!” kata Ayah sambil memandangku agak marah.
Sejak itulah, kesukaanku pada sepak bola tidak direstui lagi oleh kedua orang tuaku. Aku pun bingung, padahal aku ingin mengikuti seleksi PON (Pekan Olah raga Nasional) dalam bidang sepak bola dan waktu itu aku sudah menerima tawaran dari guru olah raga untuk mengikuti seleksi itu.
Aku berusaha memberanikan diri untuk meminta izin pada Ayah untuk mengikuti seleksi PON tersebut.
“Ayah, besok Rahmad akan ikut seleksi PON, Rahmad mohon do’a restu Ayah supaya lolos dalam seleksi itu.”
“Tidak! Ayah tidak setuju Rahmad ikut seleksi itu, mendingan kamu belajar saja yang bener. Perbaiki nilai raportmu yang merah itu.” Jawab Ayah.
“ Tapi Yah…”
“Tidak ada tapi-tapian. Sekali Ayah bilang tidak, ya tidak! Camkan itu Rahmad.” Jelas Ayahku sambil menatap wajahku dengan marah.
Setelah itu, aku masuk ke kamar dan merenungkannya. Dalam hati aku selalu menginginkan ikut seleksi itu. Walaupun Ayah tidak setuju, aku bertekad untuk tetap mengikuti seleksi itu demi cita-citaku menjadi pemain sepak bola yang berhasil seperti Idolaku, Bambang Pamungkas.
*****
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, tanpa sepengetahuan orang tua, aku kemasi perlengkapan sepak bola ke dalam tas sekolah.
“Ayah, Ibu…Rahmad berangkat sekolah dulu ya..”
“Hati-hati di jalan nak…” jawab Ibu.
Sesampainya di sekolah, aku dipanggil oleh Pak Ahmad Fojani guru olah ragaku yang akrab dipanggil Pak EPO.
”Mat, bagaimana kamu sudah siapkan peralatan untuk seleksi PON di Stadion Chandradimuka belum?” kata Pak Epo dengan senyumnya yang khas.
”Sudah Pak, mau berangkat kapan pak Epo?”
“Ya sekarang, masa tahun depan?”
Aku dan Pak Epo segera berangkat menuju Stadion Chandradimuka menggunakan sepeda motor.
Setibanya di stadion, aku disambut hangat oleh banyak para calon pemain yang akan diseleksi. Hatiku semakin gembira untuk mengikuti seleksi. Mungkin inilah langkah awal keberhasilanku untuk menjadi pemain sepak bola yang sukses seperti sang Idolaku, Bambang Pamungkas.
Sekian peserta dipanggil, akhirnya aku dipanggil untuk diseleksi. Aku masuk lapangan dan bermain sebaik mungkin, tetapi dengan tidak sengaja aku melakukan kesalahan yang fatal. Karena begitu bersemangat, setelah berhasil menggiring bola ke depan kotak finalti, aku malakukan tendangan salto untuk mencetak gol. Namun sayangnya tendanganku tidak mengenai bola malah mengenai kepala back lawan yang menghadang di depanku hingga pingsan dengan darah yang bersimbahan di kepalanya. Tanpa panjang waktu, aku langsung dikeluarkan dari lapangan dan namaku di coret dari daftar pemain oleh tim seleksi. Hatiku sangat kecewa dan hancur saat itu, cita-citaku seakan hilang di depan mata.
Setelah insiden itu, aku memutuskan untuk tidak bermain sepak bola lagi. Dan aku pun melupakan hasrat dan keinginanku untuk menjadi seorang pemain sepak bola seperti Bambang Pamungkas yang selama ini aku idolakan.
Dua tahun berjalan tanpa sepak bola dalam keseharianku, hingga aku memasuki jenjang sekolah SMK. Aku memilih masuk di SMK Ma’arif 4 Kebumen setelah lulus dari SMP N 3 Kebumen. Walaupun di SMK Ma’arif 4 ada kegiatan ekstrakurikuler sepak bola, tetapi aku tetap tidak tertarik mengikutinya.
Pada waktu itu aku pergi ke Perpustakaan,saya bertemu dengan Pak Budi Mulyono yang dulu melatih sepak bola waktu di SMP N 3 Kebumen yang sering saya injak kakinya waktu latihan. Tak lama kemudian, dia menghampiriku.
”Mas, kenapa kamu sudah lama tidak latihan? Katanya ingin menjadi seperti idolamu, Bambang Pamungkas.”
”Setelah insiden 2 tahun lalu, hatiku sudah tertutup rapat untuk permainan sepak bola.”
“Hahahahaha...”
”Kok Bapak ketawa sih?”
”Bukan ketawa cuma heran saja masa lelaki sejati mudah dan gampangnya putus asa gara-gara insiden seperti itu. Memang benar, masa-masa sebagai pemain sepak bola itu ada yang suram dan mujur. Insiden itu justru harus kamu ambil sebagai bahan evaluasi diri untuk memecahkan masalah itu.”
“Benar juga ya Pak?”
Dengan nasihat yang diberikan oleh Pak Budi seolah-olah jiwa sepak bola yang sudah terkubur dalam hatiku muncul kembali dengan cepatnya. Dengan penuh semangat, aku pun melanjutkan perbincangan.
“Hari untuk latihan sepak bola sekolah ini kapan saja ya Pak? Apakah orang yang putus asa seperti ini boleh ikut latihan?”
”Oh,,,tentu saja boleh. Kalau mau ikut latihan hari selasa sore dan hari minggu pagi,” ujar Pak Budi yang melatih sepak bola itu.
Aku menjadi semangat lagi untuk mempelajari sepak bola yang sekian lama terpendam dalam hatiku. Aku pun semakin sadar bahwa pemain sepak bola tidak gampang dan tidak boleh mudah putus asa.
Aku sangat berterimakasih sekali kepada Pak Budi. Beliau memang pelatih yang luar biasa yang pernah aku ketahui selama ini. Selain pintar dalam melatih strategi, juga pintar mengembalikan mental anak asuhnya yang hancur dalam keputus-asaan.
Akhirnya dengan kerja keras dan tak kenal lelah, aku berhasil menunjukkan kepada teman-teman sedesa dan teman sekolah bahwa orang sependek saya pun bisa menjadi pemain sepak bola sebagaimana mestinya.
Jadi, tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini asalkan kita mau berusaha dan tidak mudah putus asa walaupun kondisi fisik kita tidak berbeda. Dan tidak ketinggalan pula kalau kita ingin melakukan sesuatu,tunjukkanlah dengan perbuatan bukan dengan kata-kata saja.
Walaupun aku belum bisa menjadi seperti Idolaku, Bambang Pamungkas, tetapi aku yakin dengan bekerja keras aku pasti bisa seperti dia. Menjadi streaker andalan Tim Nasional Indonesia yang tidak tergantikan seperti saat ini.
Tidak lupa pula, aku haturkan beribu terima kasih kepada Pak Budi atas keikhlasannya dan kegigihannya untuk melatih anak-anak SMK Ma’arif 4. Semoga dengan bertambahnya tahun sepak bola di Ma’arif 4 ini semain maju. Dan hanya dua kata yang pantas aku ajukan kepada Beliau yaitu. LUAR BIASA !!!

Jumat, 17 Juni 2011

TUDUHAN ORANG KAFIR KEPADA NABI MUHAMMAD

Benarkah Nabi Muhammad Seorang Pedofil?

Banyak penyerang Islam mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAWW adalah seorang pedophile karena menikahi Siti Aisyah ra yang masih anak-anak, yang kala itu berusia 9 tahun. Coba search di google dengan keyword “Muhammad Aisha Marriage”. Yang keluar kebanyakan adalah hujatan terhadap pribadi yang suci dan berhati lembut ini.
Saya pribadi pernah mendengar ini langsung di Swedia pada tahun 2005. Kala itu, ada seorang pastur dari kelompok Kristen Minoritas yang berkoar-koar tentang hal ini di media. Untungnya, muslim di sana memilih jalan dialog alih-alih menggunakan kekerasan. Di sisi lain, pastur dari kelompok Kristen mayoritas di sana mengatakan bahwa yang membuat pernyataan bukan mereka, melainkan dari kelompok Kristen minoritas. Saya sendiri kurang tahu aliran yang mana. Namun, sungguh sebuah jalan penyelesaian yang sangat teduh baik dari kaum muslimin maupun kelompok Kristen mayoritas di sana.
Bagi yang belum mengetahui apa itu pedofil, pedofil adalah perilaku menyimpang di mana seorang dewasa memiliki ketertarikan seksual terhadap anak-anak.
Nah, benarkah Nabi Muhammad SAWW menikahinya pada usia anak-anak? Yuk, kita lihat.
I. Argumentasi Historis
Pertama, sebagaimana diriwayatkan oleh hadits Bukhari, dilaporkan bahwa Aisyah mengeluarkan pernyataan “aku masih seorang anak kecil” pada saat Surat al-Qamar, surat yang ke-54, turun.  Sementara Surat al-Qamar turun pada saat sembilan tahun sebelum hijrah, yaitu sebelum hijrahnnya Rasulullah SAWW beserta pengikutnya dari Mekkah ke Yastrib (Madinah).
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad SAWW menikahi Aisyah satu tahun setelah hijrah. Ini berarti, Aisyah dinikahi pada usia yang sudah layak. Mengapa demikian? Kita asumsikan pernyataan Aisyah bahwa dirinya masih anak kecil itu diucapkan pada saat dirinya berusia antara lima sampai sembilan tahun. Dirinya menikah dengan Nabi Muhammad SAWW 10 tahun kemudian, yaitu sembilan tahun sebelum hijrah ditambah satu tahun sesudah hijrah. Ini artinya, saat itu Aisyah berusia antara 15 sampai 19 tahun.
Kedua, diberitakan dalam beberapa hadits bahwa Aisyah menemani Nabi Muhammad SAWW dalam perang Badar dan Uhud, yang dari sisi etnografi Arab merupakan sebuah kelaziman bagi perempuan ikut laki-laki berperang untuk mengobati mereka yang terluka. Perang Badar terjadi dua tahun setelah hijrah, sedangkan Perang Uhud terjadi tiga tahun setelah hijrah.
Dalam sejarah Arab, ada kebiasaan yang tegas kala itu bahwa perempuan yang boleh ikut membantu di medan perang adalah mereka yang berusia paling sedikit 15 tahun. Katakanlah kala itu usia Aisyah memenuhi usia minimum tersebut, sehingga usia saat dirinya ikut ke Perang Badar dan Uhud secara berturut-turut adalah 17 dan 18 tahun.
Ketiga, disebutkan bahwa kakak Aisyah, yaitu Asma, meninggal pada usia 100 tahun pada 73 tahun setelah hijrah. Jadi, Asma masih berusia 27 tahun saat hijrah dan 28 tahun saat Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad SAWW. Yang perlu digarisbawahi adalah Asma sendiri lebih tua 10 tahun daripada Aisyah. Dengan demikian, usia Aisyah pada waktu menikah adalah 18 tahun.
Keempat, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam, Aisyah memeluk Islam beberapa tahun sebelum Umar bin Khattab ra. Umar bin Khattab kira-kira menjadi muslim tujuh tahun sebelum hijrah atau delapan tahun sebelum Aisyah menikah. Sekarang kita asumsikan sekurang-kurangnya Aisyah berusia enam tahun saat Umar bin Khattab mengucapkan dua kalimat syahadat. Berarti Aisyah menikah saat dirinya berusia sekurang-kurangnya14 tahun.
Kelima, berdasarkan informasi dari Ibnu Hajar, Fathimah az-Zahrah as lima tahun lebih tua daripada Aisyah.  Fathimah dilahirkan lima tahun sebelum Baginda Muhammad SAWW menerima wahyu yang pertama. Ini berarti, Fathimah dilahirkan setidaknya 19 tahun sebelum hijrah atau 20 tahun pada saat pernikahan Aisyah. Sehingga, kala itu usia Aisyah paling tidak 15 tahun.
Keenam, sejarawan Thabari menyebutkan bahwa Abu Bakar Shiddiq ra memiliki empat orang anak, termasuk Aisyah, yang kesemuanya lahir pada masa pra-Islam, yaitu masa sebelum Nabi Muhammad SAWW menerima wahyu kali pertama. Nabi Muhammad SAWW hijrah kira-kira 13 tahun setelah menjadi Nabi. Ini berarti, usia Aisyah saat menikah paling sedikit 14 tahun.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah, Aisyah dinikahi oleh Nabi Muhammad SAWW saat dirinya berusia antara 14-19 tahun.
II. Argumentasi Hadits
Hadits yang mengemukakan Aisyah dinikahi Nabi Muhammad SAWW saat berusia sembilan tahun satu-satunya hanya berasal dari Hisyam bin Urwah, tidak ada riwayat lain yang mencatat demikian. Secara umum, Ya’qub bin Shaibah dan Malik bin Annas menolak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Hisyam bin Urwah yang didapatkan melalui orang-orang di Irak. Ya’qub menambahkan, karena itu hadits yang berasal dari Hisyam bin Urwah tidak dapat diandalkan.  Mizaanul I’tidal menyatakan ingatan Hisyam bin Urwah pada saat tua sangat buruk.
Jadi, sejarah yang menyatakan bahwa Aisyah menikah saat berusia sembilan tahun tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menodai pribadi agung Rasulullah SAWW. Beberapa cendekiawan muslim di tempat saya, yaitu di Islamisk Kultur Centrum i Lund di Swedia, seperti Syeikh Ali dari Al-Azhar Kairo, berpendapat Aisyah tidak dinikahi saat masih anak-anak.